• April 2024
    S S R K J S M
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    2930  
  • kategori

keharusan mengimani wilayah ahlulbait

Mengimani Wilayah Ahlulbait as. Adalah Jaminan Keselamatan Dari Api Neraka Jahannam

  • Ayat-ayat Al Qur’an
    1. Ayat 24 Surah ash Shâffât:

و قِفُوْهُمْ إنَّهُم مَسْؤُوْلُونَ

Dan hentikan mereka sesungguhnya mereka akan ditayai.”

Keterangan:

Di antara peristiwa-peristiwa mengerikan nun menentukan nasib di hari kiamat adalah diberhentikannya manusia di jembatan pemeriksaan di atas neraka Jahim. Allah memerintahkan para malaikat-Nya agar menahan umat manusia karena akan ada pertanyaan yang mesti mereka jawab. Pertanyaan yang akan mengungkap jati diri setiap orang. Allah berfiaman, “Hentikan (tahan) mereka karena mereka akan ditanyai.”

Tentang apa yang akan ditanyakan kepada umat manusia kelak di hari kiamat, di antara para ulama dan ahli tafsir ada yang mengatakan pertanyaan itu terkait dengan konsep Tauhid; Lâ Ilâha Illallah/Tiada Tuhan selain Allah! Ada pula yangt mengatakan mereka akan ditayai dan dimintai pertanggung-jawaban tentang Wilâyah Imam Ali as.

Akan tetapi di sini perlu diketahui bahwa apa yang disebutkan di atas adalah penyebutan mishdâq dari apa yang akan ditanyakan… ia tidak sedang membatasai… bukan hanya itu yang akan ditanyakan…. Inti dari pertanyaan itu tentang kebenaran apapun yang mereka abaikan di dunia, baik ia berupa I’tiqâd/keyakinan yang intinya adalah Syahâdatain…Tentunya dan juga tentang Wilâyah Imam Ali as. yang akan menentukan nilai Syahâdatain di sisi Allah SWT. … Atau berupa amal shaleh yang mereka tinggalkan kerena keangkuhan dan sikap takabbur kepada atasnya.

Riwayat Tafsir Nabi saw.

Para muhaddis telah meriwayatkan bahwa Nabi saw. telah menyebut bahwa di antara pertanyaan penting yang akan ditanyakan adalah tentang Wilâyah Imam Ali as., karenanya para ulama Ahlusunnah meriwayatkan dari para mufassir Salaf; sahabat dan tabi’în, di antara mereka Abu Said al Khadri, Ibnu Abbas, Abu Ishaq as Subai’i, Jabir al Ju’fi, Mujahid, Imam Muhammad al Baqir as. dan Mandal bahwa kelak pada hari kiamat Allah SWT akan menanyai setiap orang akan sikapnya terhadap wilayah/kepemimpinan Ali dan Ahlulbait as.

Riwayat Abu Sa’id al Khadri:

Ibnu Hajar (dan juga para ulama lainnya) menggolongkan ayat di atas sebagai ayat yang turun menjelaskan keagungan, keutamaan dan maqam mulia Ahlulbait as., ia berkata: “(Ayat Keempat) Firman Allah –Ta’âlâ-:

و قِفُوْهُمْ إنَّهُم مَسْؤُوْلُونَ

Dan hentikan mereka sesungguhnya mereka akan ditayai.”

Ad Dailami meriwayatkan dari Abu Sa’id al Khadri bahwa Nabi saw. bersabda: Baca lebih lanjut

arti kata syiah

Arti Kata Syi’ah

Sebelum menyimak berbagai analisa para pemikir Islam tentang kemunculan Syi’ah dan Syi’isme perlu kiranya kita krtahui arti kata syi’ah dan dasar keyakinan yang membedakan mereka dari kelompok lain.

Syi’ah dalam bahasa berasal dari kata kerja dasar “Syaaya’a” yang berarti mendukung, membela dan menolong. Kata Syi’ah berartikan para pendukung dan pembela.

Dan dengan arti bahasa diatas ,alQur’an menggunakan kata syi’ah , seperti dalam firman Allah :

{ وَإِنَّ مِنْ شِيْعَتِهِ لإبْرَاهِيْمَ}

“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya(Nuh)” . (QS37;83)

Dan ayat :

{ هذا من شيعته و هذا من عدوه}

“…yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir’aun) ” .(QS28;15).

Dalam kitab al-Qamus dan syrahanya Taaj al’Aruus di sebutkan, “Syi’ah seseorang artinya: Baca lebih lanjut

Beberapa Asumsi tentang Kelahiran Syi’isme dan Kelompok Syi’ah

Beberapa Asumsi tentang Kelahiran Syi’isme dan Kelompok Syi’ah

Ada beberapa asumsi yang diutarakan oleh para sejarawan dan para pengamat sekte-sekte dan isme-isme dalam Islam tentang kelahiran faham Syi’ah, antara lain:

1. Ada yang memprediksikan bahwa kemunculan Syi’ah pada hari-hari awal setelah wafat Rasulullah saww. Ada sekelompok sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar yang menolak berbaiat kepada Abu Bakar dan mereka mendukung Ali as, di antara mereka adalah Abbas –paman Nabi Muhammad saww.- Fadhl bin Abbas, Zubair bin Awwam Salman al-Farisi, Abu Dzar al-Ghiffari, Amar bin Yasir, Al-Bara’ bin ‘Azib dan Ubai bin Ka’ab dkk.

Pandangan seperti di atas terlihat dari pernyataan sebagaian ulama seperti Al-Ya’qubi dalam Tarikhnya1, Doktor Akhmad Amin dalam Fajrul Islam2 dan Doktor Muhammad Ali Abu Rayyan dalam Tarikh al-Fikril falsafi fil Islam3

2. Syi’ah lahir pada zaman khalifah ketiga Ustman bin Affan sebagai sebuah konsekwensi logis adanya berbagai kejadian dan penyimpangan di tengah-tengah masyarakat Islam. Pendapat di atas diutarakan oleh seperti Ibnu Hazm dan beberapa ulama lain.

3. Syi’ah lahir pada masa khalifah Ali a.s, di mana situasi dan kondisi sangat mendukung munculnya faham tersebut.

Kecenderungan kepada pendapat di atas tampak pada analisa Ibnu Nadim dalam kitab Fihrasat4.

Ada yang mengatakan kelahiran kelompok ini tepatnya pada peperangan Shiffin, seperti di katakan oleh Abdul Aziz ad-Dahlawi5.

Sayyid Muhammad Bagir menyebutkan adanya kecenderungan di atas, beliau berkata: “Dan ada yang mengembalikan kelahiran fenomena Syi’isme kepada masa khilafah Imam Ali a.s dan kondisi sosialpolitis di atas pentas peristiwa yang dilahirkan oleh masa itu.6

4. Ada yang beranggapan bahwa Syi’isme muncul sebagai akibat dari berbagai kondisi yang dimunculkan oleh peristiwa Karbala dan berbagai perkembangan di dalam masyarakat Islam ketika itu.

Kecenderungan di atas terlihat dari kajian Doktor Kamil Mustafa asy-Syibi dalam kitab Ash-Shilah baina at-Tashawuf Wa at-Tasyayyu’: 1/22 dan Brokelmen dalam kitab Tarikh asy-Syu’ub al-Islamiyah: 128.

5. Syi’isme lahir di masa Imam Ja’far –Imam keenam kaum Syi’ah-, seperti di katakan oleh Doktor Muhammad Amarah dalam kitab Al-Islam Wa Falsafatul Hukmi: 158.

6. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa fonomena Syi’isme memiliki keterkaitan dengan akar-akar non Islam.

Ada dua klaim dasar mengenai unsur non-Islam yang dimaksud. Pertama, fenomena Syi’isme bersumber dari akar ajaran Yahudi, seperti di sebutkan oleh at-Thabari dan kemudian di terima oleh banyak kalangan ulama Islam maupun luar Islam. Dalang penyusupan unsur Yahudi tersebut adalah Abdullab bin Saba’.

Dalam hal ini perlu di ketahui dua hal.

Pertama: Sumber tertua isu di atas adalah at-Thabari. Ulama’dan sejarawan Islam seperti Ibnu al-Atsir dalam al-Kamil, Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah hanya menukil apa yang diriwayatkan oleh ath-Thabari .

Kedua : Ath-Thabari dalam menyebutkan isu Abdullah bin Saba’ hanya bersandar pada jalur tunggal yaitu Saif bin Umar.

Dan apabila terbukti bahwa Saif bin Umar sebagai jalur tunggal cacat dalam dunia periwayatan, tidak tsiqah maka dengan sendirinya gugurlah pandangan di atas.

Dan untuk mengetaui sejauh mana kebenaran klaim diatas ,kami akan bahas masalah ini secara rinci pada pasal tersendiri .

Kedua, fenomena Syi’isme terkait dengan akar budaya Persi, seperti terlihat dari kajian-kajian kaum Orientalis dan seperti juga terkesan dari tulisan Abu Zahrah dalam kitab Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah.7

6. Syi’isme lahir di masa Imam Ja’far –Imam keenam kaum Syi’ah-, seperti di katakan oleh Doktor Muhammad Amarah dalam kitab Al-Islam Wa Falsafatul Hukmi: 158.

Inilah beberapa pandangan dan analisa tentang kemunculan Syi’isme sebagai faham dan kelompok Syi’ah yang meyakini faham tersebut.

Dan menurut hemat kami bahwa yang mendorong para analis itu untuk beramsumsi dan berkesimpulan bahwa, syi’isme sebagai sebuah fenomena asing yang muncul ditengah –tengah masyarakat Islam adalah bahwa kelompok Syi’ah pada awal sejarah Islam tidak mewakili kecuali kelompok kecil ditubuh umat Islam .

Keyakinan diatas melahirkan anggapan bahwa non Syi’isme adalah tulang punggung dalam masyarakat Islam ,Syi’isme adalah pengecualian dan fenomena baru yang harus dicari asal muasal kemunculannya dalam perkembangan sikap oposisi terhadap kondisi yang dominan.

Akan tetapi menjadikan prosentase dan perbandingan jumlah (mayoritas kuantitas dan minoritas relatif) sebagai acuan dalam menilai sebuah kelompok sebagai yang otentik atau sempalan adalah acuan yang tidak logis.

11 . Tarikh al-Ya’qubi: 2/124.

22 . Fajrul Islam: 266.

33. hal 125

44 Fahrasat: 223

55 Ahdast At-Tarikh Al-Islami: 1/360.

6 Bahtsu haulal Wilayah :10.

7 1\41.

Abdullah bin Saba’ dan Syi’isme

Abdullah bin Saba’ dan Syi’isme :

Para ahli sejarah mengklaim bahwa ada seorang Yahuddari Kota Shan’aa’ Yaman menampakkan keislamannya pada masa khalifah Utsman bin ‘Affan lalu membaur bersama kaum muslimin, ia mulai berkeliling ke kota-kota besar Islam, Syaam, Kufah, Bashrah dan Mesir untuk meyebarkan misi “sesatnya”bahwa Nabi Muhammad saww. akan mengalami raj’ah (kehidupan kembali dimuka bumi ) seperti Nabi ‘Isa as. Dan Ali as. adalah washi Nabi Muhammad saww. sebagaimana setiap nabi pasti memiliki washi, Ali adalah penutup para washi seperti Muhammad penutup para nabi. Karena ‘Utsman adalah merampas kekhilafahan yang menjadi hak Ali selaku washi maka ia harus dilawan dan ditumbangkan agar hak dapat dikembalikan kepada pemiliknya ! Baca lebih lanjut

mengapa saya syiah 1

Mengapa Harus Ahlulbait?

Pendahuluan:

Jika Anda bertanya kepada saya: Mengapa Anda tidak mendasarkan keberagamaan Anda kepada Asy’ari dalam akidah dan kepada salah satu dari empat imam mazhab dalam fikih? Maka saya akan menjawabnya:

Pertama, tidak adanya dalil yang mengharuskan saya menjadikan mereka sebagai rujukan dalam agama, baik dalam akidah maupun fikih (syari’at).

Kedua, adanya banyak dalil yang mengharuskan saya menjadikan Ahlulbait Nabi saw. sebagai rujukan, imam dan summber kebaragamaan saya.

Ketiga, para imam dan tokoh agama yang mereka sebutkan itu tidak lebih agung dan berkualitas dari para imam suci dari Ahlulbait Nabi saw.

Lembaran-lembaran akan datang ini akan menyebutkan dalil-dalil yang memaksa saya untuk bermazhab Syi’ah dan menjadikan Ahlulbait as. sebagai imam-imam saya dalam agama.

Semoga bermanfaat bagi Anda.

Penulis

Bangil

Dalil 1

Sabda Imam Ali as.

Pertama-tama yang mendorong saya untuk mengikuti Ahlulbait as. adalah sabda Imam Ali as.

Beliau as. bersabda:

(فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ)؟ و (أَنَّى تُؤْفَكُونَ)! وَالاَْعْلاَمُ قَائِمَةٌ، وَالاْيَاتُ وَاضِحَةٌ، وَالْمَنَارُ مَنْصُوبَةٌ، فَأَيْنَ يُتَاهُ بِكُمْ؟ بَلْ كَيْفَ تَعْمَهُونَ وَبَيْنَكُمْ عِتْرَةُنَبِيِّكُمْ؟ وَهُمْ أَزِمَّةُ الْحَقِّ، وَأَلْسِنَةُ الصِّدْقِ! فأَنْزِلُوهُمْ بِأَحْسَنِ مَنَازِلِ القُرْآنِ، وَرِدُوهُمْ وُرُودَ الْهِيمِ الْعِطَاشِ.

أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوهَا عَنْ خَاتَمِ النَّبِيِّينَ(صلى الله عليه وآله): «إِنَّهُ يَمُوتُ مَنْ مَاتَ مِنَّا وَلَيْسَ بِمَيِّت، وَيَبْلَى مَنْ بَلِيَ مِنَّا وَلَيْسَ بِبَال»، فَلاَ تَقُولُوا بِمَا لاَتَعْرِفُونَ،

فَإنَّ أَكْثَرَ الْحَقِّ فِيَما تُنْكِرُونَ، وَاعْذِرُوا مَنْ لاَ حُجَّةَ لَكُمْ عَلَيْهِ ـ وَأَنَا هُوَ ـ أَلَمْ أَعْمَلْ فِيكُمْ بِالثَّقَلِ الاَْكْبَرِ! وَأَتْرُكْ فِيكُمُ الثَّقَلَ الاَْصْغَرَ! وَرَكَزْتُ فِيكُمْ رَايَةَ الاِْيمَانِBaca lebih lanjut